Pengangguran usia produktif makin meningkat. Kriminalitas remaja makin marak. Game center tidak pernah sepi dari kaum muda. Terus bertambah orang muda mudah terkena pengaruh negatif lingkungan sekitar. Tetapi ada sedikit orang muda penuh prestasi cemerlang. Apa yang terjadi dengan orang muda ? Apa yang terjadi dengan orang muda yang tergantung ? Hal apa yang dapat dilakukan oleh orang muda menyikapi kondisi tersebut ?
Secara umum, ada muda orang yang mandiri namun ada juga yang tergantung. Orang muda yang tergantung diartikan sebagai orang yang mengikatkan diri pada orang atau hal di luar dirinya sendiri. Orang muda yang tergantung terikat dengan hal-hal di luar dirinya. Konsekuensinya, orang muda tersebut merasa takut jika seorang diri atau bahkan menjadi dirinya sendiri. Ada ilustrasi untuk menggambarkan, orang muda yang tergantung.
Orang Muda Tergantung
Ada seekor gajah besar, kakinya terikat rantai yang diikatkan pada sebatang besi. Meskipun gajah tersebut bertubuh besar tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk melepaskan diri dari ikatan tersebut. Karena sejak kecil sudah terikat sehingga membentuk pola pikir bahwa saya tidak mampu untuk melepaskan diri dari ikatan tersebut. Itulah sedikit gambaran orang muda tang tergantung. Pola pikir orang muda tergantung “merasa tidak mampu” bertindak sendiri.
Orang muda yang tergantung sungguh mengalami kesulitan saat menghadapi dinamika atau perubahan sosial seperti saat ini. Orang muda seperti ini mudah kehilangan orientasi nilai (value). Saat kehilangan orientasi nilai (value) maka orang muda tersebut mudah jatuh dan terpeleset. Jatuh dan terpelesetnya karena tidak tahan terhadap arus perubahan mengalir secara konsisten, terus menerus. Mengalir dan mengalir.
Jatuh dan terpelesetnya orang muda yang tergantung dapat dibuktikan, mudah terkena penaruh negatif. Tidak sedikit tindakan negatif yang dilakukan orang muda yang tergantung, seperti kriminalistas, mabuk minuman keras, pecandu narkoba, free sex, konsumtif. Sedikit pengaruh negatif mampu menyulut orang muda yang tergantung.
Orang muda yang tergantung terjadi pada kelas sosial tertentu saja. Kelas sosial atas, menengah dan bawah punya potensi yang sama. Sulit mencermati bahwa kelas sosial atas orang mudanya jauh lebih mandiri. Bahkan orang muda dari kelas sosial atas mudah jatuh dan terpeleset karena ketergantungannya tinggi. Terlebih lagi orang muda yang “masih hangat” naik kelas sosial lebih tinggi dari sebelumnya. Maka gaya hidupnya pun berubah drastis.
Kondisi orang muda seperti itu sangat memprihatinkan.
Orang Muda Mandiri
Orang muda mandiri berbeda dengan orang muda egois. Orang muda mandiri, merupakan karakter orang muda adaptif. Adaptif dimaksudkan orang muda namun mampu bertindak cerdas dan menempatkan diri di tengah dinamika sosial. Adaptif merupakan perubahan sikap, tindakan, cara pandang, pola pikir terhadap setiap perubahan. Keberhasilan orang muda adaptif ditentukan oleh pegangan nilai (value) individu maupun sosial.
Orang muda mandiri mampu beradaptasi disertai pegangan nilai (value). Ditengah-tengah perjuangan orang muda untuk mendisposisikan dirinya, orang muda mencermati ke dalam dirinya. Apa kelebihan diriku, apa saja kelemahan ku mendasar. Namun, orang muda mandiri juga mengupayakan meneropong kondisi, tantangan, hambatan dari luar dirinya. Perubahan-perubahan dirinya selalu diikuti seiring dengan melihat ke dalam. Dari dinamika dalam diri itulah upaya disposisi diri menjadi bagian hidup keseharian. Usaha tersebut menjadi bagian integral diri.
Orang muda mandiri bukan berarti tidak ada masalah bahkan menghadapi lebih banyak godaan dan tantangan. Godaan untuk mencari mudah dan enaknya dan tantangan terbesar adalah melawan dirinya sendiri. Orang muda mandiri banyak menimbang-menimbang. Ada perbedaan saat menghadapi masalah bagi orang muda mandiri.
Melihat gelas terisi setengah, orang muda mandiri berpandangan masih ada kesempatan untuk memaksimalkan dalam mengaktualisasikan diri secara penuh. Orang muda mandiri secara sadar mengeksplor dirinya dengan tekun, kerja keras, secara terus menerus.
Saat orang muda mandiri menghadapi masalah, dia mendisposiskan dirinya masuk dalam peluang atu kesempatan untuk mengaktualisaikan dirinya secara maksimal. Upaya aktualisasi tersebut dilakakukan secara tulus, total dan tanpa mengharapkan imbalann materiil. Upaya aktualisasi tersebut merupakan upaya memuaskan rasa ingin tahunya (Maslow, h.47, 1987). Dalam hal ini, orang muda mandiri sungguh menyalurkan rasa ingin tahu terhadap masalah hambatan dan tantangan yang dihadapi ini apa sebetulnya ! Bukannya menghindar, menjauh bahkan berlari dari masalah.
Orang muda ini tidak punya pamrih materiil. Masih menurut Maslow, aktualisasi saat menghadapi hambatan dan masalah ditempatan sebagai “penggunaan dan pemanfaatan secara penuh bakat, kapasitas-kapasitas, potensi-potensi. Masalah dan tantangan, bagi orang muda mandiri, adalah saat tepat untuk menguji seluruh dirinya menyikapi dan melewati masalah dan tantangan didepannya. Tepatlah dikatakan orang muda demikian termasuk manusia-manusia superior. Secara universal, ciri manusia superior menurut Maslow, adalah kemampuan mereka melihat hidup secara jernih, melihat hidup apa adanya bukan menurut keinginan mereka. Mereka tidak bersikap emosional, justru lebih objektif terhadap hasil-hasil pengamatan mereka.
Solusi
Menuju orang muda mandiri belumlah cukup hanya mempelajari tetapi perlu melakukan tahapan-tahapannya. Tahapan-tahapan yang disaran oleh Carl G. Goeller dan William O. Uraneck adalah melakukan upaya membuah jauh-jauh kelemahan mental, memanfaatkan waktu demi kemajuan dan kesehatan mental, memanfaatkan kekuatan mental secara positif, mengembangkan pribadi dinamis, menggunakan kemampuan daya cipta.
Karena menjadi orang muda mandiri berkaitan erat dengan pemikiran maka perlu upaya untuk meningkatkan pemikiran. Maka dalam buku Make Today Count, John C. Maxwell (2008, 87-88) menyarankan agar segera memperbaiki pemikiran dengan melakukan hal-hal berikut : berfokus pada hal-hal positif. Dua, kumpulkan masukan positif. Ketiga, habiskan waktu dengan pemikiran yang baik.
Itu semua hanya bisa dilakukan dengan komitmen kuat dan terus menerus oleh orang muda iru sendiri bukan orang lain. Selamat menjadi Orang Muda Mandiri.
Secara umum, ada muda orang yang mandiri namun ada juga yang tergantung. Orang muda yang tergantung diartikan sebagai orang yang mengikatkan diri pada orang atau hal di luar dirinya sendiri. Orang muda yang tergantung terikat dengan hal-hal di luar dirinya. Konsekuensinya, orang muda tersebut merasa takut jika seorang diri atau bahkan menjadi dirinya sendiri. Ada ilustrasi untuk menggambarkan, orang muda yang tergantung.
Orang Muda Tergantung
Ada seekor gajah besar, kakinya terikat rantai yang diikatkan pada sebatang besi. Meskipun gajah tersebut bertubuh besar tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk melepaskan diri dari ikatan tersebut. Karena sejak kecil sudah terikat sehingga membentuk pola pikir bahwa saya tidak mampu untuk melepaskan diri dari ikatan tersebut. Itulah sedikit gambaran orang muda tang tergantung. Pola pikir orang muda tergantung “merasa tidak mampu” bertindak sendiri.
Orang muda yang tergantung sungguh mengalami kesulitan saat menghadapi dinamika atau perubahan sosial seperti saat ini. Orang muda seperti ini mudah kehilangan orientasi nilai (value). Saat kehilangan orientasi nilai (value) maka orang muda tersebut mudah jatuh dan terpeleset. Jatuh dan terpelesetnya karena tidak tahan terhadap arus perubahan mengalir secara konsisten, terus menerus. Mengalir dan mengalir.
Jatuh dan terpelesetnya orang muda yang tergantung dapat dibuktikan, mudah terkena penaruh negatif. Tidak sedikit tindakan negatif yang dilakukan orang muda yang tergantung, seperti kriminalistas, mabuk minuman keras, pecandu narkoba, free sex, konsumtif. Sedikit pengaruh negatif mampu menyulut orang muda yang tergantung.
Orang muda yang tergantung terjadi pada kelas sosial tertentu saja. Kelas sosial atas, menengah dan bawah punya potensi yang sama. Sulit mencermati bahwa kelas sosial atas orang mudanya jauh lebih mandiri. Bahkan orang muda dari kelas sosial atas mudah jatuh dan terpeleset karena ketergantungannya tinggi. Terlebih lagi orang muda yang “masih hangat” naik kelas sosial lebih tinggi dari sebelumnya. Maka gaya hidupnya pun berubah drastis.
Kondisi orang muda seperti itu sangat memprihatinkan.
Orang Muda Mandiri
Orang muda mandiri berbeda dengan orang muda egois. Orang muda mandiri, merupakan karakter orang muda adaptif. Adaptif dimaksudkan orang muda namun mampu bertindak cerdas dan menempatkan diri di tengah dinamika sosial. Adaptif merupakan perubahan sikap, tindakan, cara pandang, pola pikir terhadap setiap perubahan. Keberhasilan orang muda adaptif ditentukan oleh pegangan nilai (value) individu maupun sosial.
Orang muda mandiri mampu beradaptasi disertai pegangan nilai (value). Ditengah-tengah perjuangan orang muda untuk mendisposisikan dirinya, orang muda mencermati ke dalam dirinya. Apa kelebihan diriku, apa saja kelemahan ku mendasar. Namun, orang muda mandiri juga mengupayakan meneropong kondisi, tantangan, hambatan dari luar dirinya. Perubahan-perubahan dirinya selalu diikuti seiring dengan melihat ke dalam. Dari dinamika dalam diri itulah upaya disposisi diri menjadi bagian hidup keseharian. Usaha tersebut menjadi bagian integral diri.
Orang muda mandiri bukan berarti tidak ada masalah bahkan menghadapi lebih banyak godaan dan tantangan. Godaan untuk mencari mudah dan enaknya dan tantangan terbesar adalah melawan dirinya sendiri. Orang muda mandiri banyak menimbang-menimbang. Ada perbedaan saat menghadapi masalah bagi orang muda mandiri.
Melihat gelas terisi setengah, orang muda mandiri berpandangan masih ada kesempatan untuk memaksimalkan dalam mengaktualisasikan diri secara penuh. Orang muda mandiri secara sadar mengeksplor dirinya dengan tekun, kerja keras, secara terus menerus.
Saat orang muda mandiri menghadapi masalah, dia mendisposiskan dirinya masuk dalam peluang atu kesempatan untuk mengaktualisaikan dirinya secara maksimal. Upaya aktualisasi tersebut dilakakukan secara tulus, total dan tanpa mengharapkan imbalann materiil. Upaya aktualisasi tersebut merupakan upaya memuaskan rasa ingin tahunya (Maslow, h.47, 1987). Dalam hal ini, orang muda mandiri sungguh menyalurkan rasa ingin tahu terhadap masalah hambatan dan tantangan yang dihadapi ini apa sebetulnya ! Bukannya menghindar, menjauh bahkan berlari dari masalah.
Orang muda ini tidak punya pamrih materiil. Masih menurut Maslow, aktualisasi saat menghadapi hambatan dan masalah ditempatan sebagai “penggunaan dan pemanfaatan secara penuh bakat, kapasitas-kapasitas, potensi-potensi. Masalah dan tantangan, bagi orang muda mandiri, adalah saat tepat untuk menguji seluruh dirinya menyikapi dan melewati masalah dan tantangan didepannya. Tepatlah dikatakan orang muda demikian termasuk manusia-manusia superior. Secara universal, ciri manusia superior menurut Maslow, adalah kemampuan mereka melihat hidup secara jernih, melihat hidup apa adanya bukan menurut keinginan mereka. Mereka tidak bersikap emosional, justru lebih objektif terhadap hasil-hasil pengamatan mereka.
Solusi
Menuju orang muda mandiri belumlah cukup hanya mempelajari tetapi perlu melakukan tahapan-tahapannya. Tahapan-tahapan yang disaran oleh Carl G. Goeller dan William O. Uraneck adalah melakukan upaya membuah jauh-jauh kelemahan mental, memanfaatkan waktu demi kemajuan dan kesehatan mental, memanfaatkan kekuatan mental secara positif, mengembangkan pribadi dinamis, menggunakan kemampuan daya cipta.
Karena menjadi orang muda mandiri berkaitan erat dengan pemikiran maka perlu upaya untuk meningkatkan pemikiran. Maka dalam buku Make Today Count, John C. Maxwell (2008, 87-88) menyarankan agar segera memperbaiki pemikiran dengan melakukan hal-hal berikut : berfokus pada hal-hal positif. Dua, kumpulkan masukan positif. Ketiga, habiskan waktu dengan pemikiran yang baik.
Itu semua hanya bisa dilakukan dengan komitmen kuat dan terus menerus oleh orang muda iru sendiri bukan orang lain. Selamat menjadi Orang Muda Mandiri.
0 comments:
Post a Comment