Dari situasi di atas ada pendekatan sederhana yang dapat dilakukan oleh guru tanpa perlu mengubah label sekolah. Dimana saat ini, sudah menjadi tuntutan bahwa sekolah perlu mengubah label demi menaikan “gengsi” sekolah. Apalah makna mengubah label sekolah jika label tidak menyentuh daya kreasi, hati, emosi dan mental pelajar itu sendiri.
Untuk itu ada pendekatan sederhana dapat dilakukan terhadap pelajar selama proses belajar mengajar. Pendekatan sederhana tersebut dinamakan: Proses Belajar Mengajar Bermetode IM3. IM3 berupakan kependekan dari Inspiratif, Menyenangkan, Memotivasi dan Menantang.
Inspiratif
Bahan inspiratif ada di sekitar. Mulai dari kalimat atau kata-kata bijak. Contoh “Belajar untuk mengubah diri demi memperbaiki kehidupan” (kukuh widyatmoko). Kalimat atau kata bijak sangat baik jika dituliskan di papan sebelum memulai pelajaran. Dengan catatan papan dalam keadaan bersih. Sehingga memberikan kesempatan kepada pelajar untuk fokus mencermati kalimat satu-satunya di papan sebelum ada tulisan lain.
Dengan kalimat atau kata bijak di papan secara perlahan masuk dan melekat dalam pikiran hati dan benak para pelajar. Dan, kalimat atau kata bijak tersebut secara perlahan pula menjadi pemikiran pelajar.
Selain dalam bentuk kalimat bijak, untuk dapat menginspiraasi pelajar bisa dalam bentuk tayangan film. Tayang film sudah biasa, tetapi guru perlu mencarikan cerita film dengan spirit menginspirasi.
Perlu menjadi perhatian adalah durasi penayangan film. Karena jika waktu penayangn terlalu maka memberikan pengaruh terhadap para pelajar saat memperhatikan. Durasi penayangan lebih antara 30 sampai 45 menit. Bisa juga film animasi pendek-pendek. Ada judul film menarik yang dapat di download di internet yaitu Nick Fujicik. Atau kalau animasi Boundin.
Masih ada metode dapat dilakukan yaitu dengan dongeng. Banyak tersedia buku-buku cerita inspiratif. Salah satu cerita pendek inspiratif sebagai berikut :
”Tersebar berita bahwa di Panti Jompo Penuh Syukur sering terjadi mukjizat. Warga kota berbondong-bondong datang berkunjung sambil berharap dapat menyaksikan mukjizat di panti jompo tersebut. Seorang kaya yang telah berhari-hari menungguh di tempat itu hampir putus asa karena tidak ada mukjizat apa pun, padahal ia sudah mengeluarkan banyak uang untuk biaya penginapan. Dengan sedikit rasa dongkol, ia mengeluh kepada seorang kakek. “Kakek sudah laama tinggal di sini ?” “Sudah.” “Kakek pernah mengalami mukjizat?” “Setiap hari.” “Ah, bagaimana mungkin ? Kakek jangan bohong!” “Setiap bangun tidur, saya mengalami mukjizat. Banyak teman saya setelah tidur tidak bisa bangun lagi.”(Merenung sambil Tersenyum-Tersenyum sambil Merenung-1, h. 23, Wahyu Sulistiyana, Kanisius, 1995)
Menyenangkan
Bagaimana dapat menyenangkan para pelajar dalam pembelajaran ? Para pelajar pun pasti sangat senang dengan tidak mendapat pekerjaan rumah, tugas-tugas berkaitan dengan mata pelajarn. Jika sampai saat ini, cara menyenangkan para pelajaran dengan tidak memberikan pekerjaan rumah atau tugas-tugas boleh-boleh saja. Namun setelah membaca uraian dibawah pendekatan sebelumnya perlu dipertimbangkan ulang.
Selama ini diakui atau tidak oleh guru maka proses belajar mengajar di dalam kelas sangat jenuh bahkan membosankan. Ditambah lagi para pelajarn tidak antusias mengikuti pelajaran bahkan enggan mendengarkan penjelasan guru. Maunya bicara sendiri dengan teman sebangku atau teman lainnya. Dapat dikatakan sangat sedikit interaksi para pelajara dengan guru. Seakan ada jarak antara para pelajar.
Upaya guru dalam proses belajar mengajar adalah dengan metode teatrikal. Metode ini lebih mengarah pada guru memberikan penjelasan secara atraktif. Memang tidak atraktif secara berlebihan namun secukupnya. Tanpa kehilangan spirit materi pelajaran yang disampaikan namun lebih menarik para pelajar fokus pada menanamkan dalam pikiran dan hati.
Metode atraktif dapat dalam berupa gerakan tangan, gerakan badan, gerakan kepala dengan menyesuaikan penjelasan kepada para pelajar. Selain gerakan-gerakan, bisa dapat berupa pengelolaan suara yaitu keras-lembutnya suara. Pengelolaan kata-kata. Itu semua memiliki tujuan manifes yaitu mencarikan pikiran para pelajar. Sangat mungkin pikiran para pelajar kaku, tegang sebelum menerima penjelasan maka agar mengendurkan pikiran para pelajar maka perlu dicairkan.
Pencairan tersebut bertujuan pula otak kanan hidup. Para pelajar yang serius dan tegang menerima maka otak kirinya yang bekerja maksimal, sedangkan otak kanannya “tidur” , maka yang terjadi para pelajar mencari pelampisan dengan ramia sendiri dengan teman. Namun dengan menghidupkan otak kanan salah satu cirinya, para pelajar memberikan respon seperti tertawa atau senyum-senyum.
Para pelajar saat ini sungguh berat menanggung beban berat materi kurikulum, maka guru perlu memberikan saluran kecil agar menurunkan ketegangan otak kiri dengan memcicu otak kanan.
Menyenangkan selain dengan metode teatrikal dapat juga dengan memutarkan musik saat pelajaran. Tidak semua musik dapat diputar, namun guru perlu memilihkan, salah satu pilihannya adalah instrumental. Sangat baik memutarkan musik instrumental saat ulangan.
Dapat juga, selama proses belajar mengajar diselingi acara bernyanyi bersama. Guru dapat membuatkan lagu mars untuk mata pelajaran yang diampu. Maka setiap sebelum memulai pelajaran dibuka dulu dengan menyangi mars, seperti Marsho (Mars Shosiologi). Upaya dipakai untuk melepaskan jiwa dari ketegangan dan lepaskan emosi pelajar. Sehingga kondisi pelajar bisa cair sebelum masuk ke materi pelajaran.
Juga bisa setelah ulangan berlangsung masih ada sisa waktu, pelajar diajak untuk menyanyi bersama.
Memotivasi
Secara umum motivasi bersumber dari dalam (intern) diri sendiri dan dari luar (ekstern) diri. Motivasi intern merupakan harap guru, namun sayangnya tidak semua pelajar memiliki motivasi yang tinggi. Akibatnya hasilnya pun kurang maksimal. Ini yang menjadi keprihatinan.
Motivasi intern rendah ditambah lagi motivasi ektern sangat kecil maka dapat diperhatikan hasil yang didapat pun, tidaklah menggembirakan.
Untuk itu perlu upaya ekstra agar hasil belajar menggembirakan diri pelajar otomatis guru pun bergembira. Upaya ektra tersebut dapat ditempuh dengan cara menghargai setiap niat usaha pelajar untuk menumbuhkan kepercayaan terhadap kemampuan diri.
Pendidikan di sekolah sebetulnya merupakan media penting menumbuhkembangkan percaya diri pelajar. Maka selama belajar para pelajar perlu mendapat penghargaan dari sekolah lewat guru mata pelajaran.
Upaya memotivasi pelajar yang jitu adalah memberikan pengharaan dalam bentuk “tabungan” nilai. Guru memberikan kesempatan kepada para pelajar untuk menambung nilai lewat pengerjaan tugas-tugas.
Tentu tugas-tugas tersebut berlaku terhadap setiap pelajar. Sehingga setiap pelajar memiliki kesempatan yang sama untuk meraih nilai maksimal. Dan, terpenting kesempatan tersebut diketahui dan dipahami oleh setiap pelajar. Konsekuensinya adalah siswa dipicu untuk memikirkan mengerjakan tugas-tugas dari guru.
Pelajar tentu tidak mengehendaki mendapat nilai rendah tetapi meraih nilai tinggi. Maka guru pun perlu menyiapkan berbagai macam alternatif penugasan bagi pelajar. Disamping tugas dari guru, pelajar pun diberi kesempatan untuk mencari alternatif tugas-tugas sesuai dengan kemampuan bakat dan potensi diri.
Dengan demikian guru memberikan ruang atau kesempatan terhadap siswa untuk tumbuh sesuai dengan kondisi diri sendiri namun masih tetap berada dalam patokan dan panduan guru mata pelajaran. Dengan demikian, akan semakin berkurang label pelajar “bodoh” melakat pada diri pelajar tersebut. Dan, jika label tersebut menempel pada diri pelajar maka akibatnya sangat merugikan terhadap bertumbuhkembangnya pribadi pelajar.
Sudah saatnya guru memberikan ruang atau kesempatan terhadap pelajar untuk bertumbuh sesuai kemampuan tanpa meninggalkan patokan dan panduan guru mata pelajaran. Tentu guru pun mulai memikirkan terobosan lahirnya aneka macam tugas bagi pelajar.
Menantang
Kelanjutan dari memotivasi adalah guru memberikan tantangan terhadap pelajar. Hal tersebut tentu selaras dengan kondisi riil di masyarakat. Kondisi masyarakat saat ini dan masa depan penuh dengan tantangan. Tantangan tersebut tidak bisa dihindari baik oleh pelajar sendiri maupun oleh guru.
Guru tidak cukup hanya menyiapkan pelajar memahami mata pelajaran semata seperti berhasil menyelesaikan nilai ulangan. Tetapi guru perlu memikirkan mengusahakan penyiapan pelajar bermental siap dan mampu menghadapi tantangan. Bukan menyiapkan pelajar yang takut bahkan lari terhadap tantangan.
Salah satu upaya dini penyiapan mental pelajar menghadapi tantangan masa depan adalah memberikan tantangan-tantangan edukasi melalui mata pelajaran. Tugas-tugas tersebut seperti siswa diajak mulai belajar membuat soal sendiri-jawab sendiri. Membuat tantangan TTS (Teka-Teki Silang) mendatar sepuluh nomor-menurun sepuluh nomor. Dalam Sosiologi TTS di namakan “Teka-Teki Sosiologi”.
Model tantangan ini mengkondisikan pelajar untuk membaca dan menuliskan serta mengitung jawaban berkaitan dengan jawaban lainnya. Sungguh mengasyikkan. Karena pelajar secara otomatis melakukan berbagai macam kegiatan intelektual dan jiwa. Dan, tugas ini dihargai dalam bentuk pemberian nilai. Makin mengasyikkan jika selama mengerjakan di kelas, diputarkan musik instrumental. Tentu pelajar menikmati setiap tahapan dalam menghasilkan karya intelektual.
Masa depan, membutuhkan pendidikan tantangan bukan hanya pendidikan mentransfer ilmu. Mental pelajar sejak didik dilatih dan dibentuk. Sekolah formal memiliki infra struktur untuk membentuk mental berani menghadapi tantangan. Maka sangat disayangkan jika pelajar hanya diberi kemampuan hanya untuk menghafal materi tetapi mentalnya tidak tersentuh.
Maka masih ada waktu untuk memikirkan dan mengupayakan tantangan versi pelajar demi pembangunan mental.
Penutup
Bangsa Indonesia membutuhkan anak bangsa bermental andal dan tangguh. Maka melalui sekolah secara sistematis dapat membangun dan melahirkan pelajar andal dan pelajar tangguh demi Indonesia Satu.
Salah satu upaya pencapaian melalui proses belajar mengajar bermetode IM3. Selamat mencoba demi pelajar andal dan pelajar tangguhdemi Indonesia Satu. Selamat mencoba !!
Penulis
0 comments:
Post a Comment