Saat ini berkembang aneka macam investasi. Seperti investasi ekonomi. Orang berlomba-lomba melibatgandakan kekayaan ekonomi dengan aneka tabung maupun bentuk invetasi ekonomis lainnya. Produk keuangan di lembaga kekuangan selalu banyak peminatnya, terlebih dengan tawaran bunga tinggi. Tetapi apa hasilnya, krisis finansial global membuktikan lain. Banyak orang kaya yang “jatuh” karena investasi keuangan bangkrut. Maka ada bentuk invetasi lain yang tidak mengalami kebangkrutan karena krisis finansial.
Bentuk invetasi tersebut dinamakan invetasi sosial. Inventasi ini ditentukan oleh diri sendiri bukan orang lain. Invetasi ini memberikan bunga yang berlipat-lipat. Memang hasilnya tidak dapat diukur dengan uang tetapi melebihi nilai mata uang mana pun.
Agar lebih jelas, cermatilah uraian invetasi sosial bernama “EKA ASIK” :
EMPATI
Sebagai makhluk sosial tentu bertemu dengan berbagai macam kondisi orang. Ada yang bergembira, ada yang sedih, ada yang bahagia namun banyak juga yang susah. Kondisi susah dengan berbagai macam sebab. Terhadap kondisi teman atau orang lain yang susah hendaklah “ikut merasakan” kesedihan, kesusahan. “Ikutlah merasakan” terhadapp orang-orang yang mampu dijangkau. Dengan “ikut merasakan” sesuai kemampuan, kita memperhatikan. Mengapa ? Karena sewaktu-waktu diri sendiri pun berpotensi mengalami hal yang sama. Maka diri sendiri selalu mempersiapkan diri jika kondisi tersebut terjadi pada diri sendiri.
KOLABORASI
Dengan hidup bersama orang lain tentu ada dan hidup beraneka ragam kelebihan dan kekuarang bahkan banyak berbedaan. Dengan kondisi yang beraneka ragam hendaklah selalu membangun kesamaan. Perbedaan tidak dapat ditolak, dan harus diterima. Maka perbedaaan yang ada bukan menjadi jurang perpecahan, tetapi sedapat mungkin dicari hal-hal yang memiliki kesamaan. Apa pun hal yang menjadi kesamaan hendaklah ditemukan bahkan terus ditingkatkan. Memang tidak semua orang bisa diajak untuk kolaborasi tetapi sedapatnya dijalain kolaborasi yang dapat dijangkau. Jika diri sendiri sulit berkolaborasi dengan orang lain maka sulit mengharapkan banyak orang dapat diajak berkolaborasi. Kolaborasi mampu membangun kekuatan dalam hidup kebersamaan.
ADAPTASI
Kedaan hidup bersosial tentu terjadi perubahan-perubahan. Baik perubahan yang dikehendaki maupun yang tidak dikehendaki. Apa perubahan direncanakan atau pun yang sewaktu-waktu harus berubah. Dalam perubahan-perubahan tersebut kemampuan beradaptasi sangat diperlukan. Mengapa ? Karena diri sendiri tidak mampu menolak, bahkan menghindar dari perubahan tersebut. Perubahan menuntut sikap adaptif diri maka perlu sikap-sikap positif. Perubahan yang begitu cepat tidak cukup hanya disikapi dengan penolakan bahkan perlawanan semata. Karena penyikap terhadap perubahan dapat menunjukkan kedewasaan seseorang. Hanya orang yang mampu melihat sisi positif dapat mengambil makna mendasar diri sendiri. Perubahan sejatinya tidak bermasalah, karena yang bermasalah sebetulnya adalah sikap diri terhadap perubahan. Maka belajarlah untuk selalu bersikap adaptif terhadap perubahan.
AKTUALISASI
Menurut Teori Maslow salah satu kebutuhan manusia adalah aktualisasi diri. Aktualisasi diri adalah upaya untuk mewujdukan diri dalam hal karya. Apa pun karya diri merupakan wujud aktualisasi diri. Sekecil dan sesederhana aktualisasi diri merupakan “merk” diri. Contoh, Si A selalu membersihkan sepada motor setiap hari, itulah aktualisasi diri yang menjadi “merk”. Si B selalu datang tepat waktu, maka itulah aktualisasi diri sebagai “merk”. “Merk” merupakan bentuk apresiasi sosial terhadap diri. Maka aktualisasikan diri secara positif agar diri sendiri dihargai secara tepat. Hidup bersama orang lain perlu aktualisasi diri untuk itu upayakan terus beraktualiasi mulai hal kecil secara positif.
SIMPATI
Dalam bersosialisasi agar dapat diterima oleh orang lain maka diperlukan sikap simpati. Sikap simpati secara sederhana dapat dilakukan dengan cara menampilakan sisi positif diri. Menampilkan diri secara positif mulai dalam hal penampilan, cara berbicara, bergaul, berpikir, menyikapi keadaan. Karena ada orang yang berpenampilan “acak-acakan”, berpenampilan bertentangan dengan tempat dan kondisi dimana berada. Bisa berdasar cara berbicara yang tidak memperhatikan siapa yang diajak berbicara atau materi pembicaraan yang berlawanan dengan keadaan. Orang begitu mengharapkan diri sediri memberikan penampilan positif dalam berbagai bidang. Hal tersebut hanya dapat diwujudkan dengan cara belajar sejak dini.
INTERAKSI
Memang sebagai insan sosial maka interaksi menjadi kebutuhan. Hanya yang sering terjadi interaksi sosial terbatasi oleh kepentingan subjektif. Misalkan karena perbedaan sosial maka interaksi tidak dilakukan, orang kaya hanya berinteraksi dengan orang kaya, orang kaya tidak mampu berinteraksi dengan orang yang kemampuannya terbatas. Hal tersebut, baik jika mulai dikikis. Karena sekaya apa pun, orang kaya membutuhkan orang yang berkemampuan terbatas. Orang pandai maunya bergaul dengan yang pandai saja, bahkan sangat membatasi diri dengan orang yang kekamouanotaknya terbatas. Tembok-tembok sangat membatasi interaksi. Hal tersebut memberikan hasil yang kurang maksimal. Karena dari hal-hal yang membedaka jika tetap terjalin interaksi maka banyak hal baik didapat. Maka selama berinteraksi, ingatlah orang-orang yang berbeda pun perlu dijalin interaksinya.
KERJASAMA
Interaksi dengann orang berbeda akan menemukan manfaat jika dilanjutkan pada kerjasama. Kerjasam dengan pihak lain tentu kedua pihak merasakan manfaatnya. Kerjasama mampu melengkapi kekurangan dan menyempurnaan kelemahan masing-masing. Mengingat diri sendiri tidaklah sempurna tidak ada jalan lain kecuali kerjasama dengan orang lain. Orang lain memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekuaranagn diri dapat dilengkapi oleh kelebihan orang lain. Kekuarangan orang lain dapat disempurnakan dengan kelebihan dari diri sendiri. Kerjasama memang sulit tetapi jika bisa maka ingin terus menjalin kerjasama terus.
Berinvestasi sosial menjadi kebutuhan penting di masa mendatang. Kebutuhan masa mendatang dapat terjawab jika mulai saat ini, investasi mulai kita terapkan. Maka diri sendiri tidak kehilangan diri dan orang lain. Kekayaan ekonomi tidak ada artinya jika investasi sosial tidak kita miliki. Selamat berinvestasi sosial !!!
0 comments:
Post a Comment