Fakta yang terdapat dalam masyarakat adalah tentang disintegrasi yaitu yang menonjol terdapat dalam perbedaan warna kulit dan agama. Banyaknya permusuhan antar agama demikian dengan perbedaan warna kulit. Perbedaan ini menimbulkan maslah dan dampak-dampak negatif di dalam lingkungan masyarakat. Masalah yang terjadi dapat memecah belah negara Indonesia. Membeda-bedakan agama sama dengan membedakan Tuhan dan demikian juga warna kulit seakan tidak mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Konflik ini dapat menghancurkan negeri. Bukan menjadi nilai yang diajarkan agama untuk saling menghormati malah menentang agama satu sama lain.Perbedaan ini juga dapat memecahkan hubungan antar negeri. Jika sampai tidak dapat teratasi maka akan terjadilah perang antar dunia.Seakan-akan tidak ada jalan keluar. Hal ini tidak sesuai dengan teori Akulturasi yaitu penggabungan dua kebudayaan namum ciri khasnya tetap ada. Integrasi akan tercapai jika kita mengerti apa yang harus kita lakukan sebagai warga masyarakat. Kita merupakan makhluk ciptaan Tuhan hendaklah kita sebagai ciptaan-Nya menyadari bahwa saling menghormati itu penting bukan malah saling mencemooh. Solusi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah adalah teori AKULTURASI. Selain itu kita juga harus menghimbau masyarakat agar tidak saling mencemooh satu sama lain. Kita tetap berbeda namun jiwa kita saling melengkapi atau menyatu.Janganlah saling mengadu domba. Kita sebagai manusia harus mensyukuri apa yang telah diberikan dalam kehidupan yang bisa dibilang hanya sebentar. Jadi manusia tidak ada yang sempurna. Kita tidak boleh membeda-bedakan hal tersebut. Kita disini merupakan makhluk sosial.Kita tidak bisa hidup tanpa orang lain walaupun kita dari asal yang berbeda kita sebaiknya mencegah adanya perpecahan karena hal itu nantinya dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.Terima kasih..
Pengirim Fenny Dwiandhika kelas XI IPS 1,
Jalan Raya Langsep 41
SMAK Santa Maria Malang
Pengirim Fenny Dwiandhika kelas XI IPS 1,
Jalan Raya Langsep 41
SMAK Santa Maria Malang
0 comments:
Post a Comment